Makna al-Afuw secara bahasaPenjabaran makna nama Allah al-AfuwPembagian sifat al-afw memaafkan dari Allah Ta’alaPengaruh positif dan manfaat mengimani nama Allah al-AfuwPenutupMakna al-Afuw secara bahasaIbnu Faris menjelaskan bahwa asal kata nama ini menunjukkan dua makna, salah satunya adalah meninggalkan sesuatu[1].Ibnul Atsir berkata, “Nama Allah “al-Afuw” adalah fa’uul dari kata al-afwu memaafkan yang berarti memaafkan perbuatan dosa dan tidak menghukumnya, asal maknanya menghapus dan menghilangkan[2].Al-Fairuz Abadi berkata, “al-Afwu adalah pemaafan dan pengampunan Allah Ta’ala atas dosa-dosa makhluk-Nya, serta tidak memberikan siksaan kepada orang yang pantas mendapatkannya[3].Penjabaran makna nama Allah al-AfuwAl-Afuw adalah zat yang maha menghapuskan dosa-dosa dan memaafkan perbuatan-perbuatan maksiat[4].Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,{إنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ}“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun” QS al-Hajj60.Beliau berkata, “Artinya Dia maha memaafkan orang-orang yang berbuat dosa, dengan tidak menyegerakan siksaan bagi mereka, serta mengampuni dosa-dosa mereka. Maka Allah menghapuskan dosa dan bekas-bekasnya dari diri mereka. Inilah sifat Allah Ta’ala yang tetap dan terus ada pada zat-Nya yang maha mulia, dan inilah perlakuan-Nya kepada hamba-hamba-Nya di setiap waktu, yaitu dengan pemaafan dan pengampunan…”[5].Makna inilah yang dimaksud dalam doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk dibaca pada malam lailatul qadrاللهم إنك عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pema’af, Engkau suka memaafkan hamba-Mu, maka maafkanlah aku”[6].[7]Dalam beberapa ayat al-Qur’an Allah menggandengkan nama ini dengan nama-Nya yang lain yaitu “al-Ghafur” maha pengampun, seperti dalam ayat di atas, demikian pula dalam surat an-Nisa’43 dan an-Nisa’99.{وَكَانَ الله ُعَفُوًّا غَفُوْرًا}“Dan adalah Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun” QS an-Nisaa’99.Kedua nama Allah yang maha indah ini memang memiliki makna yang hampir sama, meskipun nama Allah al-Afuw memiliki makna yang lebih mendalam. Karena “pengampunan” mengisyaratkan arti as-sitru menutupi, sedangkan “pemaafan” mengisyaratkan arti al-mahwu menghapuskan yang artinya lebih mendalam dalam penghapusan dosa. Meskipun demikian, kedua nama Allah ini jika disebutkan sendiri-sendiri maknanya mencakup keseluruhan arti tersebut[8].Sifat “memaafkan” dan “mengampuni” ini adalah termasuk sifat-sifat yang tetap dan terus-menerus ada pada dzat Allah yang Maha Mulia. Dan senantiasa pengaruh baik sifat-sifat ini meliputi semua makhluk-Nya di siang dan malam hari. Karena sifat “memaafkan” dan “mengampuni” yang dimiliki-Nya meliputi semua makhluk, dosa dan perbuatan mestinya perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukan manusia menjadikan mereka ditimpa berbagai macam siksaan, akan tetapi pemaafan dan pengampunan-Nya menghalangi turunya siksaan tersebut. Allah Ta’ala berfirman{ولو يؤاخذ الله الناسَ بما كسبوا ما ترك على ظهرها من دابة ولكن يؤخرهم إلى أجل مسمى، فإذا جاء أجلهم فإن الله كان بعباده بصيرا}“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatan dosa mereka, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun, akan tetapi Allah menangguhkan penyiksaan mereka sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat keadaan hamba-hamba-Nya” QS Faathir45.Inilah kesempurnaan pemaafan-Nya, yang kalau bukan karena itu niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melatapun[9].Senada dengan ayat di atas, dalam sebuah hadits yang shahih Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada satupun yang lebih bersabar menghadapi gangguan celaan yang didengarnya melebihi Allah Ta’ala. Sungguh orang-orang kafir telah menyekutukan-Nya dan mengatakan bahwa Dia mempunyai anak, tapi bersamaan dengan itu Dia tetap menangguhkan siksaan dan memberi rezki bagi mereka”[10].Baca Juga Mengenal Asmaul HusnaPembagian sifat al-afw memaafkan dari Allah Ta’alaSifat al-afw memaafkan ini ada dua macamYang pertama pemaafan-Nya yang bersifat umum bagi semua orang yang berbuat maksiat, dari kalangan orang-orang kafir maupun yang selain mereka. Yaitu dengan tidak menimpakan siksaan yang telah ada sebab-sebabnya, yang seharusnya menjadikan mereka terhalangi dari kenikmatan duniawi yang mereka rasakan, padahal mereka menentang-Nya dengan mencela-Nya menisbatkan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, menyekutukan-Nya dan melakukan berbagai macam penyimpangan lainnya. Bersamaan dengan itu Allah tetap memaafkan menangguhkan siksaa-Nya, memberi rezki dan menganugerahkan berbagai macam nikmat duniawi lahir dan batin kepada mereka. [su_spacer]Yang kedua Pemaafan dan pengampunan-Nya yang bersifat khusus bagi orang-orang yang bertaubat, yang meminta ampun, yang berdoa dan menghambakan diri kepada-Nya, demikian pula bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat-Nya dengan musibah-musibah yang menimpa mereka. Maka semua orang yang bertaubat kepada-Nya dengan tobat yang nashuh[11], maka Allah akan mengampuni dosa apapun yang dilakukannya, baik itu kekafiran, kefasikan maupun maksiat lainnya. Semua dosa tersebut termasuk dalam keumuman firman Allah Ta’ala,{قل يا عبادي الذين أسرفوا على أنفسهم لا تقنطوا من رحمة الله إن الله يغفر الذنوب جميعًا إنه هو الغفور الرحيم}“Katakanlah Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” az-Zumar53 [12].Baca Juga Asy Syaafi, Yang Maha PenyembuhPengaruh positif dan manfaat mengimani nama Allah al-AfuwMemahami nama Allah yang maha agung ini merupakan pintu utama untuk mencapai kedudukan yang tinggi di sisi-Nya, khususnya jika setelah memahaminya dengan baik kita berusaha untuk merealisasikan kandungan dan konsekwensi yang terkandung dalam nama ini. Yaitu melakukan istighfar meminta ampun kepada Allah secara kontinyu, meminta pemaafan, selalu bertobat, mengharapkan pengampunan dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya, karena Allah Ta’ala Maha Pema’af lagi Maha Pengampun, sangat mudah bagi-Nya untuk mengampuni dosa hamba-hamba-Nya bagaimanapun besarnya dosa dan maksiat tersebut. Maka seorang hamba senantiasa berada dalam kebaikan yang agung selama dia selalu meminta pemaafan dan mengharapkan pengampunan dari Allah[13].Cobalah renungkan makna yang agung ini dalam hadits qudsi berikut ini“Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa Allah Ta’ala berfirman, “Seorang hamba melakukan perbuatan dosa, kemudian dia berdoa “Ya Allah ampunilah dosaku”. Maka Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku telah berbuat dosa, sedang dia meyakini bahwa dia mempunyai Tuhan yang maha mengampuni dan membalas perbuatan dosa”. Maka Allah mengampuni dosanya, kemudian hamba itu berbuat dosa lagi lalu berdoa, “Ya Tuhanku ampunilah dosaku”. Maka Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku telah berbuat dosa, sedang dia meyakini bahwa dia mempunyai Tuhan yang maha mengampuni dan membalas perbuatan dosa”. Maka Allah mengampuni dosanya, kemudian hamba itu berbuat dosa lagi lalu berdoa, “Ya Tuhanku ampunilah dosaku”. Maka Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku telah berbuat dosa, sedang dia meyakini bahwa dia mempunyai Tuhan yang maha mengampuni dan membalas perbuatan dosa, berbuatlah sesukamu wahai hamba-Ku, maka sungguh Aku telah mengampunimu”[14]. Yaitu, “Selama kamu terus bertaubat, memohon dan kembali kepada-Ku” [15].Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,{إن الله كان عفواً غفوراً}“Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” QS an-Nisaa’43.Beliau berkata “Artinya Allah memiliki banyak pemaafan dan pengampunan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman, dengan memudahkan dan meringankan syariat-Nya bagi mereka, sehingga mudah bagi mereka untuk menunaikannya dan tidak bentuk pemaafan dan pengampunan-Nya adalah Rahmat-Nya bagi umat Islam ini dengan Dia mensyariatkan bersuci dengan tanah debu sebagai pengganti air ketika tidak mampu menggunakan termasuk bentuk pemaafan dan pengampunan-Nya adalah dengan Dia membukakan pintu taubat dan kembali kepada-Nya bagi orang-orang yang berbuat dosa, bahkan dia menyeru mereka untuk bertaubat dan menjanjikan pengampunan bagi dosa-dosa termasuk bentuk pemaafan dan pengampunan-Nya adalah bahwa seandainya seorang mukmin datang menghadap-Nya di akhirat nanti dengan membawa dosa sepenuh bumi, tapi dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, maka Dia akan memberikan pada hamba-Nya itu pengampunan yang sepenuh bumi pula[16]. [17]Baca Juga Mengenal Nama Allah “Al-Hakiim”Termasuk bentuk pemaafan-Nya adalah bahwa perbuatan baik dan amalan shaleh bisa menghapuskan perbuatan buruk dan dosa. Allah Ta’ala berfirman,{إنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ}“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan dosa perbuatan-perbuatan buruk” QS Huud114.Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Ikutkanlah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka niscaya perbuatan baik itu akan menghapuskan dosa perbuatan buruk tersebut[18].Demikian juga termasuk bentuk pemaafan-Nya adalah bahwa semua musibah yang menimpa seorang hamba pada diri, anak maupun hartanya, itu semua akan menghapuskan dosa-dosanya, khususnya jika hamba itu mengharapkan pahala dari musibah tersebut dan menunaikan sikap bersabar dan ridha dengan takdir Allah Ta’ala terhadap dirinya.Dan termasuk bentuk pemaafan-Nya yang agung adalah bahwa hamba-Nya selalu menentang perintah-Nya dengan melakukan berbagai macam maksiat dan dosa besar, tapi Dia selalu berlaku lembut dan memberikan maaf-Nya kepadanya, kemudian dia melapangkan dada hamba-Nya itu untuk bertobat kepada-Nya, lalu Dia menerima taubatnya. Bahkan Allah Ta’ala bergembira dengan taubat hamba-Nya padahal Dia Maha Kaya lagi Maha Terpuji, tidak akan memberi manfaat bagi-Nya ketaatan orang-orang yang taat, sebagaimana tidak akan merugikan-Nya kemaksiatan orang-orang yang berbuat maksiat [19].PenutupSesungguhnya pintu-pintu pemaafan dan pengampunan-Nya senantiasa terbuka lebar, dan Dia senantiasa dan selalu bersifat maha pemaaf dan pengampun. Sungguh Dia telah menjanjikan pengampunan dan pemaafan bagi orang-orang yang mengusahakan sebab-sebabnya, sebagaimana dalam firman-Nya,{وإني لغفار لمن تاب وآمن وعمل صالحاً ثم اهتدى}“Dan sesungguhnya Aku benar-benar Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, beramal shaleh kemudian tetap di jalan yang benar” QS Thaaha82 [20].Demikianlah, semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada kita pemaafan-Nya dan memuliakan kita dengan pengampunan-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pema’af lagi Maha الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمينKota Nabi shallallahu alaihi wa sallam, 17 Ramadhan 1430 HBaca Juga Berapakah Jumlah Asmaaul Husna ?***Penulis Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MAArtikel Mu’jamu maqaayiisil lughah 4/45.[2] An-Nihayah fi gariibil hadits wal atsar 3/524.[3] Al-Qamus al-muhith hal. 1693.[4] Kitab “Fiqhul asma-il husna” hal. 142.[5] Taisiirul Kariimir Rahmaan hal. 388.[6] HR at-Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850, dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.[7] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” 2/239.[8] Lihat kitab “Fiqhul asma-il husna” hal. 142.[9] Ibid hal. 143.[10] HSR al-Bukhari no. 5748 dan Muslim 2804 dari Abu Musa al-Asy’ari .[11] Artinya taubat yang murni untuk mengharapkan wajah Allah semata-mata, yang mencakup dan meliputi semua dosa, yang tidak disertai keragu-raguan dan sikap bersikeras pada perbuatan dosa tersebut.[12] Lihat kitab “Fiqhul asma-il husna” hal. 143.[13] Ibid hal. 145.[14] HSR al-Bukhari no. 7068 dan Muslim no. 2758.[15] Lihat kitab “Fiqhul asma-il husna” hal. 145.[16] Sebagaimana yang disebutkan dalam HSR Muslim no. 2687, at-Tirmidzi no. 3540 dll.[17] Taisiirul Kariimir Rahmaan hal. 103.[18] HR at-Tirmidzi no. 1987 dan Ahmad 5/153, dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani.[19] Lihat kitab “Fiqhul asma-il husna” hal. 144.[20] Ibid hal. 145.
Dalamcontoh 'مَا أَحْسَنَ الْعِلْمَ', muta'ajjab minhu-nya adalah 'الْعِلْمَ'. Hukum muta'ajjab minhu pada shighot 'مَا أَفْعَلَ' adalah maf'ul dari af'ala sehingga ia dibaca nashab. Adapun hamzah dari af'ala itu untuk menunjukkan arti ta'diyah. Sehingga makna dari 'مَا أَحْسَنَ الْعِلْمَ' adalah 'شَيْءٌ جَعَلَهُ حَسَنًا' (sesuatu itu menjadikan ilmu bagus).
Artikel Af'alul khomsah Pengertian, Contoh dan Tanda I'robnya menjelaskan tentang pengertian Af'alul khomsah, tanda I'rob yang terdapat di Af'alul khomsah, Contoh Af'alul khomsah di bahasa Arab serta contoh penulisan Af'alul khomsah di dalam Alqur'an. Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara, apabila saudara mempunyai pertanyaan silahkan tanyakan melalui kolom komentar di bawah atau melalui halaman itu Af'alul Khomsah?secara bahasa Arab af'alul khomsah berarti fi'il yang lima, Pengertian af'alul khomsah adalah setiap fi'il mudhori' yang bersambung dengan alif tasniyah, wawu jamak dan ya' mu'annas mukhotobah. afa'alul khomsah atau fi'il yang lima itu sebagai berikut يَفْعَلَانِ artinya Dia berdua laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلَانِ artinya Kamu berdua laki-laki sedang mengerjakanيَفْعَلُوْنَ artinya Mereka laki-laki sedang mengerjakanتَفْعَلُونَ artinya Kalian laki-laki sedang mengerjakan تَفْعَلِيْنَ artinya Kamu wanita sedang mengerjakanDari pola wazan di atas akan kita gunakan untuk kata kerja sa ala bertanya dan fataha membuka sebagiamana contoh di bawah Tabel Perubahan kata dengan wazan pola af'alul khomsahContoh Af'alul khomsah di kalimat bahasa ArabBerikut 5 contoh penulisan Af'alul khomsah di dalam kalimat bahasa Arab, adapun warna kuning kami berikan kepada lafadz yang terdapat asma'ul khomsah supaya memudahkan di dalam mempelajari dan وَ مُهَمَّدٌ يَسْأَلاَنِ اِلَى الْاُسْتَاذِ Artinya Zaid dan Muhammad sedang bertanya kepada ustadzهُمْ يَقْرَئُوْنَ الْقُرْان فِى الْمَسْجِدِ Artinya Mereka membaca Al Qur'an di masjidاَنْتُمَا تَفْتَحَانِ الْبَاب Artinya Kamu berdua sedang membuka pintuاَنْتُمْ تنْصُرُوْنَ الْمُسْلِمَة Artinya Kalian semua sedang menolong muslimahاَنْتِ تَفْتَحِيْنَ الْكِتَابَ Artinya Kamu Wanita sedang membuka pintuTanda I'rob Af'alul khomsah di Bahasa ArabMenurut ilmu tata bahasa Arab, Af'alul khomsah memliki 3 tanda I'rob, 3 tanda i'rob di Af'alul khomsah adalah Rofa', Jazm dan Nashob. sebagaimana tertulis di dalam nadhoman kitab Alfyah waj'al li nahwi yaf'alaanin nuuna rof'an wa tad'iina wa tas لِنَحْوِ يَفْعَلاَنِ الْنُّوْنَا ¤ رفْعًاوَتَدْعِــيْنَ وَتَسْـــــأَلُونَاوَحَذْفُهَا لِلْجَزْمِ وَالْنَّصْبِ سِمَهْ ¤ كَلَمْ تَكُــــوْنِي لِتَرُوْمِي مَـــظْلَمَهْArtinya Jadikanlah Nun sebagai tanda rofa' untuk kalimat yaf'alaani, seperi lafadz tad'iina Fi'il Mudhori' dengan ya' muannas Mukhotobah dan seperti lafadz tas aluna fi'il mudhori' dengan wawu jama'. Adapun Jazm dan Nashob sama dengan membuang nun seperti lafadz lam takuuni li taruumi madzlamah seorang wanita tidak sengaja melakukan kedholiman"Dari nadhoman Alfiyah di atas dapat difahami bahwa Af'alul khomsah bisa memiliki tanda i'rob rofa' Tanda rofa'nya dengan adanya nun, seperti tad'iina dan tas aluna pada contoh nadhoman Alfiyah di atas. Adapun contoh I'rob rofa' dengan af'alul khomsah di bahasa Arab sebagai berikut اَنْتُمْ تَذْهَبُوْنَ اِلَى الْمَدِيْنَةِ Artinya Kalian semua lelaki pergi ke kota, tadzhabuuna adalah contoh i'rob rofa af'alul khomsahالمُسلِمُوْنَ يَقْرَئُونَ الْقُرْانَ فِى الْمَسْجِدِ Artinya Orang-orang muslim membaca Al qur'an di Masjid, yaqrouuna adalah contoh i'rob rofa af'alul khomsahالمُسلِمُوْنَ يَجْلِسُونَ فِى الْبَيْتِ Artinya Orang-orang muslim sedang duduk di rumah, yajlisuuna adalah contoh i'rob rofa af'alul khomsahI'rob Jazm di Af'alul KhomsahMenurut Nadhoman alfiyah di atas untuk menunjukkan adanya I'rob Jazm di Af'alul Khomsah adalah dengan membuang nun, seperti lafadz lam takuuni, yang asalnya takuuniina, karena ada amil yang menjazmkan berupa harfun lam, maka menjadi lam takuunii.لَمْ تَكُــــوْنِي asalnya adalah تَكُــــوْنِيْنَ, harfun lam menjamzkan fi'il mudhori' sehingga lafadz takuuniina harus membuang nun nya menjadi takuuniMembuang huruf Nun wajib sebagai tanda i'rob jazm juga tertulis di dalam nadhoman kitab imrithi sebagai berikut fakhadzfu nuunir rof'i qot'an yalzamu fil khomsatil af'aali khaetsu نُوْنِ الرَّفْعِ قَطْعًايَلزَمُ فِي الخَمْسَةِ لأَفْعَالِ حَيْثُ تُجْزَمُArtinya "Membuang nun alamat rofa' itu diwajibkan sebagai tanda I'rob Jazm pada Af'alul khomsah." Adapun contoh kalimat bahasa Arab dengan I'rob Jazm di Af'alul khomsah sebagai berikutاَنْتُمْ لَمْ يَنْصُرُو اَطْفَالُهُمْ Kamu semua belum menolong anak-anak mereka. yanshuruu adalah merupakan contoh i'rob jazm yang membuang nun, asalnya adalah لَمْ يَقْرَئُو الْقُرْان فِى الْمَسْجِد Mereka semua belum membaca Al Qur'an di Masjid, yaqrou adalah contoh i'rob jazm yang membuang nun, asalnya adalah لَمْ يَجْلِسُوْ فِى الْبَيْتِ Orang-orang muslim belum duduk di rumah, yajlisu adalah contoh i'rob jazm yang membuang nun, asalnya adalah Nashob di Af'alul KhomsahMenurut Nadhoman alfiyah di atas untuk menunjukkan adanya I'rob Nashob di Af'alul Khomsah adalah dengan membuang huruf nun, seperti lafadz litaruumii, asalnya adalah taruumiina, karena ada lam juhud yaitu lam yang menashobkan fi'il mudhori' maka menjadi litaruumi. لِتَرُوْمِي asalnya adalah تَرُوْمِيْنَ, terdapatnya lam juhud maka menashobkan fi'il mudhori' sehingga menjadi litaruumiMembuang Nun sebagai tanda I'rob Nashob pada af'alul khomsah juga tertulis di dalam nadhoman kitab jurumiyah ang berbunyi wa amma hadzfun nuuni fayakuunu 'alaamatan lin nasbi fil af'alil khomsatil latiy rof'uha bisyabaatin حَذْفُ النُّوْنِ فَيَكُوْنُ عَلَامَةً لِلنَّصْبِ فِى الْاَفْعَالِ الْخَمْسَةِ الَّتِي رَفْعُهَا بِثَبَاتِ النُّونِ Artinya " Adapun terbuangnya nun maka ia menjadi tanda bagi nashob pada fi'il yang lima ketika rofa'nya dengan tetap nun."Adapun contoh terbuangnya nun dengan sebagai tanda i'rob nashob kami berikan warna kuning. Contoh kalimat i'rob nashob dengan terbuangnya nun pada Af'alul khomsah sebagai berikut1. نَحْنُ لَنْ يَكْتُبُوْا فِى الْمَسْجِد Artinya Kami tidak akan menulis di masjid, yaktubu menjadi nashob karena amil nawashib lan, yaktubuu asalnya yaktubuuna2. لَنْ يَّضُرُّوا اللّهُ شَيْئً Artinya Mereka tidak akan memberi bahaya kepada Allah sedikit pun yadhurru menjadi nashob karena terdapat amil nawashib lan, yadhurru asalnya adalah yadhurruuna 2. فَهَلۡ عَسَيۡتُمۡ اِنۡ تَوَلَّيۡتُمۡ اَنۡ تُفۡسِدُوۡا فِى الۡاَرۡضِ وَتُقَطِّعُوۡۤا اَرۡحَامَكُمۡ QS. Muhammad ayat 22 Artinya "Maka apakah sekiranya kamu berkuasa, kamu akan berbuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?". tufsiduu menjadi nashob karena karena terdapat amil nawashib lan, tufsiduu asalnya adalah Penulisan Af'alul khomsah di dalam Al Qur'anAapun lafadz yang menunjukkan bahwa lafadz tersebut mengikui pola wazan af'alul khomsah kami berikan garis bawah supaya lebih mudah di dalam mempelajarinya Berikut adalah contoh penulisan af'alul khomsah di dalam Al Quran الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ QS. Al Baqoroh ayat 3 yaitu mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,. اَمْ لَمْ يَعْرِفُوْا رَسُوْلَهُمْ فَهُمْ لَهٗ مُنْكِرُوْنَ ۖ QS. AL Mu'minun ayat 69 Artinya ataukan mereka tidak mengenal Rosul mereka muhammad, karena itu mereka mengingkarinyaفَاِذْ لَمْ يَأْتُوْا بِالشُّهَدَاۤءِ فَاُولٰۤىِٕكَ عِنْدَ اللّٰهِ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ ,,, QS. An nur ayat13 Artinya Oleh karena mereka tidak membawa saksi-saksi, maka mereka itu dalam pandangan Allah adalah orang-orang yang اللّٰهُ اَنْ تَعُوْدُوْا لِمِثْلِهٖٓ اَبَدًا اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ۚ QS. An Nur ayat 17 Artinya Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali mengulangi seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang beriman,وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ QS. An Nur ayat 22 Artinya Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka tidak akan memberi bantuan kepada kerabatnya, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah
AFALULLAH • Perbuatan Allah. • Setiap kejadian yang berlaku di alam ini dengan kehendak dan iradat Allah. • Contoh: Siang dan malam, bencana alam. 3.Uploaded byNorshahirah Mohd Zin 0% found this document useful 0 votes371 views13 pagesDescriptionpptCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes371 views13 pagesAf'AlullahUploaded byNorshahirah Mohd Zin DescriptionpptFull descriptionJump to Page You are on page 1of 13Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Tabelcontoh afalul khomsah Contoh dalam Al Qur'an. Berikut ini contoh-contoh afalul khomsah di dalam Al Qur'an beserta surat dan ayatnya: Marfu' Surat Al Baqarah ayat 75: اَفَ تَطْمَعُوْنَ اَنْ يُّؤْمِنُوْا لَكُمْ. Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya kepadamu. Tauhid merupakan dasar umat Islam. Kepercayaan bahwa Allah adalah Tuhan yang satu dan merupakan satu-satunya diakui oleh semua mukmin tanpa ada pertentangan akan hal itu. Namun semua itu perlu pengenalan untuk lebih mendekatkan diri pada Allah. Dalam memasuki pintu keTuhanan menjadi hal yang mendalam yaitu mengenal zat, sifat, af’al dan asma’ ALLah Taala. Perlu diingat juga bahwa segala perbuatan apapun yang terjadi dan berlaku di dalam alam ini pada hakikatnya adalah Af’al Perbuatan Allah ta’ala. A. DZAT “Sesungguhnya Aku ini Allah, tidak ada Tuhan kecuali “Aku”, maka, sembahlah “Aku” Qs At Thoha 14 ayat ini menyebutkan “pribadinya” atau dzat Allah, kalimat….sembahlah “Aku”…Dzat Allah merupakan perwujudan dari adanya Allah. Sama halnya manusia ada, karena Allah dan dzat-Nya ada. Allah SWT merupakan zat pribadi dimana zat pribadi merupakan satu perwujudan yang berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pada dzat yang lain. Sangat berbeda dengan manusia yang membutuhkan Allah untuk bisa hidup. Adanya alam, malaikat, jin, dan manusia itu tercipta karena adanya akibat dari adanya dzat Allah. Semua ada karena dzat yang maha Qadim. Dzat Allah SWT memiliki sifat-sifat yaitu 20 Sifat Allah yang wajib, sifat yang mustahil bagi Allah SWT, dan sifat yang ada pada dzat Allah. B. SIFAT Sebagai Sang Khalik, Allah swt memiliki sifat-sifat yang tentunya tidak sama dengan sifat yang dimiliki oleh manusia ataupun makhluk lainnya. Mengenal sifat-sifat Allah dapat meningkatkan keimanan kita. Seseorang yang mengaku mengenal dan meyakini Allah itu ada namun ia tidak mengenal sifat Allah, maka ia perlu lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Sifat-sifat Allah yang wajib kita imani ada 20. C. AF’AL Af’al Allah adalah perbuatan Allah. Bahwa segala yang ada di dunia ini termasuk manusia adalah Af’al perbuatan Allah SWT. Adanya bumi, langit, manusia, malaikat, jin, surga, neraka dan yang lainnya merupakan Af’al Allah yang disediakan oleh Allah untuk manusia. Cara musyahadah menyaksikan tauhid af’al yaitu Melakukan syuhud memandang/menyaksikan dan menanamkan keyakinan dalam hati bahwa segala perbuatan yang menurut kita baik dan jahat itu semua dari Allah.“Allah yang menjadikan kamu dan apa yang kamu perbuat.” ash shoffat 96 Perbuatan yang terjadi digolongkan pada Baik pada bentuk rupa dan isi hakekatnya seperti iman dan taat. Buruk pada bentuk rupa namun baik pada pengertian isi hakekat seperti kufur dan perlu digaris bawahi bahwa tidak akan ada perbuatan buruk pada diri manusia jika manusianya sendiri tidak melakukan hal yang buruk pada dirinya sendiri. D. ASMA Firman Allah SWT dalam surat Al-Araf ayat 180 “Allah mempunyai asmaul husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. Asmaaul husna secara harfiah ialah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Ia berkait dengan sifat dan af’al. dimana secara umum kita mengenal 99 nama Allah. Bahwa manusia hanya mampu dan hanya boleh mengenal sifat, af’al, dan Asma Allah saja. Dzat Allah tidak akan pernah mampu dicapai oleh pemikiran manusia terpintar sekalipun.“Fikirkanlah olehmu sifat ALLah dan jangankamu memikirkan akan zatNya”.Allah meliputi segala sesuatu Al fushilat 54 adalah kesempurnaan .. dzat , sifat, asma, dan af’al .