Kataringan tersebut bisa membuat orang salah kaprah dan menganggap enteng. Padahal, tidak ada penyakit stroke yang ringan, ketika terkena penyakit ini maka pasien harus segera mendapat pertolongan medis. Apakah penderita stroke bisa sembuh total? Stroke bisa sembuh total. Hal ini menandakan pasien dapat kembali pada kondisi seperti sedia kala
Halodoc, Jakarta - Stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang, yang dapat disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari penyumbatan stroke iskemik, hingga pecahnya pembuluh darah stroke hemoragik. Hal ini menyebabkan terjadinya berbagai gejala dan gangguan dalam fungsi tubuh. Salah satu hal yang juga kerap menjadi komplikasi dari stroke adalah gangguan bicara disartria. Apa yang membuat stroke sebabkan disartria? Sebelum membahas kaitannya dengan stroke, akan dibahas terlebih dahulu sedikit tentang disartria. Disartria adalah kelainan pada sistem saraf, sehingga memengaruhi otot yang berfungsi untuk berbicara. Kondisi ini kemudian menyebabkan pengidapnya mengalami gangguan dalam berbicara. Gangguan yang dimaksud biasanya berupa Suara serak atau sengau. Nada bicara monoton. Irama berbicara yang tidak biasa. Berbicara terlalu cepat atau berbicara dengan lambat. Tidak mampu berbicara dengan volume keras, atau malah berbicara dengan volume terlalu pelan. Bicara cadel. Kesulitan menggerakkan lidah atau otot-otot wajah Kesulitan menelan disfagia, yang bisa menyebabkan air liur keluar secara tidak terkontrol. Baca juga 10 Gejala Umum pada Orang yang Mengidap Disartria Dapat Disebabkan oleh Stroke dan Gangguan Otak Lainnya Sebenarnya, sebagian besar fungsi tubuh diatur oleh otak, termasuk kemampuan berbicara. Itulah sebabnya orang yang mengalami stroke atau gangguan pada otak lainnya sangat berpotensi mengidap disartria. Pengidap disartria akan mengalami kesulitan dalam mengontrol otot-otot bicaranya, karena bagian otak serta saraf yang mengontrol pergerakan otot tersebut tidak berfungsi secara normal. Selain stroke, beberapa gangguan pada otak dan kondisi lainnya yang juga dapat menyebabkan disartria adalah Cedera kepala. Infeksi otak. Tumor otak. Sindrom Guillain-Barre. Penyakit Huntington. Penyakit Wilson. Penyakit Parkinson. Penyakit Lyme. Amyotrophic Lateral Sclerosis ALS atau penyakit Lou Gehrig. Distrofi otot. Myasthenia gravis. Multiple sclerosis. Lumpuh otak cerebral palsy. Bell’s palsy. Cedera pada lidah. Penyalahgunaan NAPZA. Baca juga Cedera Otak Bisa Sebabkan Disartria Jenis-Jenis Disartria Berdasarkan lokasi kerusakan yang terjadi, disartria terbagi atas beberapa jenis, yaitu 1. Disartria Spastik Ini merupakan jenis disartria yang paling sering terjadi. Disartria spastik disebabkan kerusakan pada otak besar. Paling sering, kerusakan tersebut disebabkan oleh cedera kepala berat. 2. Disartria Ataksik Disartria ataksik muncul pada seseorang akibat adanya gangguan pada otak kecil serebelum, seperti peradangan, yang mengatur kemampuan berbicara. 3. Disartria Hipokinetik Disartria hipokinetik terjadi akibat adanya kerusakan di salah satu bagian otak yang dinamakan ganglia basal. Salah satu contoh penyakit yang menyebabkan disartria hipokinetik adalah penyakit Parkinson. Baca juga Ketahui Lebih Lengkap Mengenai Disartria pada Anak 4. Disartria Diskinetik dan Distonik Disartria ini muncul akibat kelainan pada sel-sel otot yang berperan pada kemampuan berbicara. Contoh dari disartria tipe ini adalah penyakit Huntington. 5. Disartria Flaksid Disartria flaksid terjadi akibat kerusakan pada batang otak atau saraf tepi. Disartria ini muncul pada pengidap penyakit Lou Gehrig atau tumor pada saraf tepi. Selain itu, pengidap myasthenia gravis juga dapat mengalami disartria flaksid. 6. Disartria Campuran Ini merupakan kondisi ketika seseorang mengidap beberapa jenis disartria sekaligus. Disartria campuran dapat terjadi akibat kerusakan pada jaringan saraf yang menyebar luas, seperti pada cedera kepala berat, ensefalitis, atau stroke. Itulah sedikit penjelasan tentang disartria. Jika kamu membutuhkan informasi lebih lanjut soal hal ini atau gangguan kesehatan lainnya, jangan ragu untuk mendiskusikannya dengan dokter di aplikasi Halodoc, lewat fitur Contact Doctor, ya. Mudah kok, diskusi dengan dokter spesialis yang kamu inginkan pun dapat dilakukan melalui Chat atau Voice/Video Call. Dapatkan juga kemudahan membeli obat menggunakan aplikasi Halodoc, kapan dan di mana saja, obatmu akan langsung diantar ke rumah dalam waktu satu jam. Yuk, download sekarang di Apps Store atau Google Play Store!
Apakahseseorang yang mengalami stroke sehingga mengakibatkan kelumpuhan sebelah anggota tubuh tidak dibolehkan melakukan hubungan seks? Jawabannya: boleh, asalkan minum obat secara teratur.
Untuk Anda yang sedang di tahap ini, latihan gerak tubuh merupakan terapi yang diperlukan. Latihan ini bertujuan untuk melatih kemampuan gerak dan peregangan otot pada sendi yang terdampak secara aman dan tanpa rasa sakit. Selama menjalani latihan, penderita bisa mencoba menggerakkan otot yang terasa lemah dengan bantuan bagian tubuh yang masih berfungsi maupun dibantu oleh terapis atau pelatih. Dengan latihan ini, otak dapat terangsang untuk membentuk jaringan baru dengan saraf yang ada di otot, atau disebut juga dengan neuroplastisitas. 2. Otot mulai kaku Saat otak dan otot sudah kembali terhubung melalui proses neuroplastisitas, kelenturan otot juga akan mulai pulih. Namun, kemampuan pergerakan otot pada tahap ini masih bergantung pada kekuatan sinyal yang dikirimkan dari otak ke otot. Sinyal tersebut yang mengirimkan perintah bagaimana otot harus bergerak. Jika sinyal yang dikirimkan terlalu lemah, maka pergerakan otot masih akan terganggu atau bahkan kaku. Pada tahap ini, Anda umumnya masih mengalami kekakuan otot yang disebut juga dengan spastisitas. Walau dapat terasa tidak nyaman karena membatasi pergerakan tubuh, otot yang kaku dapat menjadi ciri-ciri selanjutnya kalau stroke mau sembuh. Ini artinya sudah ada jaringan yang terhubung antara otak dan otot, tetapi perlu terus dilatih untuk meningkatkan sinyal yang dikirim. 3. Peningkatan kekakuan otot Pada tahap ketiga ini, kekakuan otot akan semakin meningkat. Jika tidak ditangani, kekakuan otot bisa bertambah parah, bahkan hingga menyebabkan kontraktur. Kontraktur adalah kondisi ketika sendi menjadi kaku dan tidak dapat digerakan. Untuk meredakan otot yang kaku, Anda perlu terus melakukan latihan pergerakan tubuh. Meski terasa tidak ada perkembangan atau malah bertambah parah, kekauan otot yang meningkat justru bisa menjadi ciri-ciri stroke mau sembuh. Sebab, kekakuan otot tersebut menjadi pertanda adanya peningkatan jaringan hubungan antara otak dan otot. Terkadang, otot dapat terasa sangat kaku hingga membatasi kegiatan latihan Anda. Bila diperlukan, terutama jika timbul rasa sakit, dokter mungkin akan memberi suntikan botoks untuk membantu meredakan kekakuan sementara, dilansir dari Journal of the Neurological Sciences. Walau gejala dapat terasa cukup reda setelah suntik botox, pastikan Anda tetap melakukan latihan untuk meningkatkan efektivitas obat. 4. Kekakuan otot berkurang Jika latihan pergerakan tubuh terus dilakukan, pada tahap ini, kekakuan otot mungkin mulai berkurang. Anda biasanya akan mulai bisa mengendalikan otot dan melakukan gerakan tubuh tertentu. Namun, gerakan mungkin masih akan terasa tersentak-sentak dan tidak teratur. Pada umumnya, otot besar di lengan dan tungkai akan sembuh terlebih dahulu, kemudian baru otot-otot yang lebih kecil di tangan dan kaki. Meski Anda merasa gejala stroke sudah cukup membaik, latihan tetap harus terus dilakukan untuk meningkatkan kekuatan sinyal dari otak ke otot. Anda bahkan juga bisa mulai melakukan gerakan latihan yang lebih berat untuk mengembalikan kekuatan otot yang sebelumnya terasa kaku. Ini termasuk salah satu ciri-ciri stroke mau sembuh. Jika sebelumnya latihan hanya dilakukan di rumah sakit bersama terapis atau pelatih, di tahap ini Anda bisa mulai melakukan latihan mandiri di rumah. Anda bisa menanyakan jenis latihan yang cocok untuk Anda kepada terapis atau pelatih. 5. Kemampuan melakukan gerakan yang rumit Saat memasuki tahap ini, Anda seharusnya sudah mulai mampu mengendalikan tubuh dan melakukan gerakan tertentu. Misalnya, menyisir rambut atau memegang sendok sendiri. Kabar baiknya, ini bisa jadi ciri-ciri stroke yang Anda alami mau sembuh. Kekakuan otot mungkin terkadang masih timbul, tetapi biasanya hanya terjadi secara ringan dan tidak akan terlalu membatasi gerakan tubuh. Selain itu, kemampuan gerak motorik tubuh juga akan meningkat. Setelah tubuh mengalami serangan stroke, bagian tubuh yang paling lama sembuh umumnya yaitu tangan dan kaki. Alasannya karena otot tangan dan kaki berada paling jauh dari garis tengah tubuh. Agar kesembuhan tangan dan otot bisa lebih cepat, Anda bisa coba melakukan beberapa latihan gerakan tangan dan kaki. Ambil contohnya dengan mengepal dan membuka tangan atau menggerakan bagian depan dan jari-jari kaki. 6. Kesembuhan kekakuan otot Di tahap ke enam, kekakuan otot akan hilang sepenuhnya seiring dengan kemampuan gerak motorik tubuh yang hampir sembuh. Anda juga biasanya sudah bisa menggerakan masing-masing sendi tubuh dengan lebih lancar tanpa harus melakukan gerakan lain terlebih dahulu. Meski begitu, Anda harus terus melatih gerakan tubuh. Bahkan, Anda juga bisa mulai melakukan gerakan latihan yang lebih rumit. Sebagai contoh, Anda bisa kembali melakukan olahraga kesukaan Anda yang mengharuskan Anda menggerakan seluruh tubuh, seperti berenang atau berlari. Di sini juga merupakan ciri-ciri lain kalau stroke sudah mau sembuh. Semakin sering Anda berlatih, maka stroke bisa semakin cepat pulih. 7. Fungsi tubuh kembali normal Meski terkadang terdengar mustahil, kesembuhan total dari stroke bisa terjadi. Pasca stroke Anda biasanya sudah bisa sepenuhnya mengendalikan gerak tubuh dan memiliki kemampuan gerak motorik yang baik. Namun, karena jenis stroke yang dialami setiap penderita bisa berbeda-beda, tahap kesembuhannya juga berbeda. Tidak ada dokter yang bisa memastikan kesembuhan stroke. Perlu diingat juga bahwa setiap tahap dan ciri-ciri stroke mau sembuh tidak selalu terjadi berurutan. Terkadang, Anda mungkin merasa tidak ada perkembangan, atau harus kembali ke tahap sebelumnya. Padahal, seperti yang telah dijelaskan di atas, kekakuan otot yang bertambah parah justru bisa menjadi tanda-tanda stroke akan sembuh. Hal yang terpenting adalah Anda mau terus menjalani terapi dan berlatih. Penderita yang mau terus menjalani latihan biasanya dapat meredakan gejala stroke yang dialami. Setelahterserang stroke pada bulan Desember 2018, praktis tidak ada kegiatan produktif yang bisa saya lakukan Setelah Serangan Stroke Menulis, Kenapa Tidak? Halaman 1 - Kompasiana.com

Here is how I solved this in Adobe CC. It was a really weird process, but it worked so if anyone is still struggling with the Expand on strokes being disabled it is worth giving this a try. First, my strokes were hundreds of lines that make up a street network for a map I'm making. I always do Object -> Expand to make my streets into closed paths polygons and this is the first time I couldn't, so it was really are the steps for exactly what I did1. Started a new print AI file, but kept the problematic one In the new print AI file, I drew a line with the line segment tool, and tried Object -> Expand and it worked!3. Went to my problematic AI file the one where Object -> Expand was disabled, and selected one of the lines in the layer I want to expand so that that artwork's style was "remembered" if I were to draw a new Then I drew a line in this layer using the line segment tool. It had the same appearance as the lines I wanted to expand since I selected one of those in step I selected all the lines that I wanted to expand, but I de-selected the new line I drew in step With the Eyedropper tool, I touched the new line I drew in step 4. This gave my lines the exact appearance that they already had since the new line was based upon these old lines' appearance. But....7. Expand now worked on my old lines. I don't know why basing the style off the new line worked, but it did! Weird, but relieved I'm pretty certain the first two steps aren't necessary. I just needed to test Expand in a new document to make sure it was my old AI file, and not some weird Illustrator setting.

Suplemenmagnesium juga bisa membantu, tapi tidak seefektif magnesium dari makanan. Makanan kaya magnesium ditemukan terkait dengan penurunan risiko stroke. MENU

Umumnya pasien akan merasa cemas, marah, kesal, tidak berguna sehingga mereka akan lebih mudah tersinggung dan sulit untuk mengendalikan emosinya, terutama dalam enam bulan pertama setelah stroke. Namun, seiring berjalannya waktu, pasien akan mulai bisa menerima dan mulai terbiasa dengan perubahan yang terjadi dalam diri mereka. Sehingga, secara perlahan masalah emosional dan perilaku mereka akan membaik. Membaiknya masalah emosional dan perilaku pasien ini tentu tidak lepas dari peran keluarga dan kerabat dekat yang membantu dalam memberikan dukungan. Itu sebabnya, sangat penting bagi para perawat pasien supaya tidak pernah bosan dalam memberikan dukungan moral dan keyakinan ke pasien jika kondisi mereka akan pulih seiring berjalannnya waktu. Selain itu, sebagai perawat jangan lupa untuk beradaptasi dengan kondisi para pasien jika mereka mengalami masalah komunikasi, penurunan daya ingat, lambat dalam mengerti maksud Anda dan lain sebagainya. Sebenarnya, prediksi penyembuhan stroke tergantung dari jenis stroke yang diderita dan seberapa luas penyebarannya di organ tubuh. Jika perbaikan kesehatan pasien melalui obat-obatan dan terapi menampakan kemajuan yang signifikan, maka kemungkinan pasien untuk sembuh sangat besar. Namun perlu diingat, jika penyembuhan total setelah stroke akan memakan waktu lama. Apakah ada terapi yang bisa membantu? Berurusan dengan perubahan perilaku setelah stroke lebih banyak belajar bagaimana mengendalikannya, bukan menyembuhkan atau memperbaiki’. Perubahan perilaku pasien yang disebabkan oleh masalah emosional, seperti depresi atau kecemasan bisa dibantu dengan pengobatan atau terapi. Biasanya dokter akan dapat mengarahkan pasien untuk berkonsultasi ke psikolog sehingga bisa melihat penyebabnya dan berbicara kepada pasien tentang cara terbaik untuk mengatasinya. Perawatan yang biasa dilakukan pasien meliputi Melakukan terapi Cognitive Behavioural Therapy CBT adalah sebuah terapi yang memiliki prinsip dasar bagaimana cara berpikir seseorang dalam situasi tertentu bisa mempengaruhi bagaimana mereka merasa emosional dan fisik, sehingga mengubah perilakunya. Penekanan pada aspek kognitif atau perilaku terapi dapat bervariasi, tergantung pada kondisi pasien. Strategi manajemen perilaku. Misalnya, pelatihan manajemen kemarahan. Selain itu, pasien bisa mengonsumsi obat anti-depresan. Obat anti-depresan memang tidak menyembuhkan masalah emosional, tapi bisa membantu meringankan gejala sehingga membuat hidup pasien terasa lebih menyenangkan. Tidak semua obat anti-depresan manjur atau cocok untuk semua orang karena memang efek samping yang ditimbulkan akan berbeda-beda bagi yang mengonsumsinya. Jadi sebelum mengonsumsinya, jangan lupa konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Kembali bekerja pasca serangan stroke memang menjadi pertanyaan besar bagi mereka yang mengalaminya.. Diketahui stroke ini dapat menyerang siapa saja, bahkan saat ini banyak kasus stroke terjadi pada mereka yang berusia produktif.. Tentunya kembali bekerja ini menjadi tantangan sendiri bagi mereka yang sudah terserang salah satu penyakit mematikan di dunia ini.
Berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi menjadi dua jenis, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Selain dua jenis tersebut, sebagian orang bisa mengalami transient ischemic attack TIA atau dikenal dengan stroke ringan. Berikut adalah penjelasannya Stroke iskemik Stroke iskemik iskemia adalah jenis yang paling umum terjadi. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak tersumbat sehingga aliran darah ke otak berkurang. Stroke iskemik terbagi lagi menjadi dua jenis, yaitu Stroke trombotik Stroke trombotik disebabkan oleh terbentuknya gumpalan darah di salah satu pembuluh darah arteri yang memasok darah ke otak. Kondisi ini terjadi akibat timbunan lemak atau plak yang menumpuk di arteri aterosklerosis. Stroke embolik Stroke embolik terjadi ketika gumpalan darah embolus yang terbentuk di organ tubuh lain mengalir ke pembuluh darah yang menuju otak. Gumpalan darah tersebut umumnya berasal dari jantung. Stroke embolik sering disebabkan oleh gangguan irama jantung, misalnya atrial fibrilasi. Menurut beberapa studi, penyakit COVID-19 meningkatkan risiko seseorang terkena stroke iskemik. Kondisi ini memengaruhi sekitar 1–3% penderita COVID-19 yang mengalami gejala berat dan perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Sebagian besar penderitanya juga memiliki riwayat penyakit, seperti hipertensi dan diabetes. Stroke hemoragik Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat dipicu oleh faktor-faktor berikut Hipertensi yang tidak terkendali Aneurisma otak Pengobatan dengan obat pengencer darah antikoagulan Penumpukan protein di dinding pembuluh darah angiopati amiloid serebral Cedera kepala, misalnya akibat kecelakaan mobil Stroke iskemik yang berkembang menjadi perdarahan otak Malformasi arteri vena Ada dua jenis stroke hemoragik, yaitu perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid. Berikut adalah penjelasannya Perdarahan intraserebral Jenis stroke hemoragik ini terjadi ketika pembuluh darah di dalam otak pecah sehingga darah mengalir ke jaringan otak dan merusak sel otak. Perdarahan subarachnoid Pada perdarahan subarachnoid, pembuluh darah arteri yang berada dekat permukaan otak pecah sehingga darah mengalir ke rongga subarachnoid, yaitu ruang antara permukaan otak dan tulang tengkorak. Transient Ischemic Attack TIA TIA atau stroke ringan adalah kondisi ketika suplai darah ke otak menurun untuk sementara waktu akibat penyumbatan pembuluh darah di otak. TIA memiliki gejala yang serupa dengan jenis stroke lain, tetapi berlangsung singkat dan dapat hilang dalam hitungan menit atau jam. Meski berlangsung singkat, TIA perlu diwaspadai karena kondisi ini bisa menjadi peringatan bahwa penderitanya mungkin mengalami stroke yang lebih parah di kemudian hari. Faktor Risiko Stroke Stroke dapat dialami oleh siapa saja, tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih berisiko mengalami stroke. Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan risiko stroke adalah Hipertensi Diabetes Kolesterol tinggi atau dislipidemia Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia Kelainan darah yang meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh darah, seperti anemia sel sabit, kelebihan kadar trombosit, polisitemia vera, atau trombofilia Sleep apnea Riwayat TIA atau serangan jantung COVID-19 Selain itu, ada beberapa perilaku atau kondisi tertentu yang juga bisa meningkatkan risiko terkena stroke, antara lain Merokok Menderita obesitas Menggunakan obat-obatan terlarang Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga Kecanduan alkohol Selain faktor-faktor di atas, stroke juga dipicu oleh kondisi lain, seperti Riwayat stroke atau darah tinggi dalam keluarga Usia lebih dari 55 tahun Jenis kelamin perempuan Perubahan hormon akibat penggunaan pil KB atau terapi hormon
Strokediartikan sebagai kematian jaringan otak akibat berkurangnya aliran darah dan oksigen. Senin, 10 Januari 2022; Cari. Network. Stroke Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Kenali Gejalanya Stroke diartikan sebagai kematian jaringan otak akibat berkurangnya aliran darah dan oksigen. Senin, 26 Oktober 2020 12:55
Navigasi “Stroke Path” di Adobe PhotoShop tidak muncul? Ketika awal saya belajar membuat membuat sebuah obyek berbentuk lingkaran atau garis dengan mengikuti salah satu tutorial program PhotoShop langkah demi langkah yang saya dapatkan dari internet saya yakin sohib juga sudah mendapatkannya dan saya bersyukur berhasil tanpa mengalami kesulitan atau masalah yang berarti. Tetapi selang beberapa minggu kemudian secara kebetulan saya memang sedang memerlukan tampilan gambar lingkaran untuk suatu pekerjaan yang harus saya selesaikan, saya membuatnya melalui program PhotoShop, saya sempat menghadapi masalah. Cara Mengatasi 'Stroke Path' Photoshop Macet Mula-mula saya jalankan langkah-langkah sesuai dengan petunjuk tutorial. Gambar lingkaran sudah berhasil dibuat, disusulKlik tombol kanan mouse. Namun giliran “Stroke Path” di kotak navigasi harus diklik Navigasi tersebut hanya tampak kabur alias samar-samar lihat gambar di atas. Tentu saja langkah terhenti sampai di situ, dan pekerjaan pun tidak dapat dilanjutkan, karena tulisan tersebut tidak bisa diklik..!! Maka untuk mengatasinya dicoba mencari informasi dari internet. Setelah lelah berselancar mencari tahu cara mengatasi masalah tersebut tidak juga ketemu, karena kebanyakan info mengenai hal tersebut hanya menerangkan soal “cara membuat”, tidak ada yang berbicara spesifik mengenai “cara mengatasi masalah seperti yang saya alami. Setelah hampir saja menyerah sambil berpikir-pikir, langkah apa yang harus dilakukan. Esok harinya tiba-tiba muncul inspirasi, seperti tak sabar lagi untuk mengeksekusikannya. Inilah dia caranyaSetelah sobat membuka program PhotoShop, klik File, lalu klik New Setelah muncul jendela New, klik gambar panah ke bawah pada Mode RGB Color Klik/pilih Background Color pada Contents Klik OKE Selesai. Sekarang silakan melanjutkan untuk menggambar tanpa masalah lagi. Semoga bermanfaat Simak Juga
Doksaya berusia 40 th pernah terkena serangan stroke bagian kanan tahun 2008 lalu, sejak sembuh jalan saya sedikit pincang dan kesemutan yg mengakibatkan saya tidak dapat membawa kendaraan lagi. Namun belakangan ini di bagian yang terkena stroke, saya merasa sendi terutama di lutut, pergelangan tangan, panggul dan tulang rusuk terasa kaku,kesemutan makin parah serta
Tahukah Anda bahwa stroke juga dapat menyerang seseorang yang berusia muda? Pada 2010, sebuah studi yang dipublikasikan pada jurnal Stroke, menemukan antara 1988 hingga 2004, serangan otak tiga kali lipat terjadi pada perempuan berusia 35 hingga 54 tahun. Bahkan pada pertengahan tahun 1990 hingga awal 2000, penelitian yang dipublikasikan di Neurology menunjukkan adanya peningkatan stroke sekitar 54 persen terhadap orang dewasa yang berusia 20 hingga 45 tahun. Kita mungkin berpikir bahwa stroke tidak akan menyerang seseorang yang berusia muda. Mitos tersebut kini terbantahkan. Jumlah orang yang terkena stroke memang menurun, namun jumlah orang yang terkena stroke pada usia muda justru meningkat. Penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Neroulogy menunjukkan bahwa pada tahun 1999 dan 2005 di Cincinnati, terjadi penurunan stroke pada orang yang berusia 71 hingga 69 tahun. Namun ada peningkatan 13 hingga 19 persen pada orang yang berusia 20 hingga 54 tahun. Meskipun hal ini dibantah oleh Andrew Russman, DO, seorang ahli saraf dan spesialis perawatan stroke di Cleveland Clinic. Ia berujar, memang beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan stroke pada usia muda, tetapi buktinya kurang. Insiden stroke mengalami penurunan secara keseluruhan, mungkin ini disebabkan adanya edukasi untuk lebih mengenali stroke pada usia muda. Masih ada perbedaan pendapat antara satu pihak dengan pihak lainnya. Tetapi data statistik di Amerika menunjukan stroke yang terjadi pada usia di bawah 45 tahun menyerang sekitar 7 hingga 15 orang per 100,000. Bagaimana stroke bisa terjadi pada usia muda? Menurut S. Ausim Azizi, MD, pimpinanan jurusan Neurology dan dosen neurology Temple University Medical School di Philadelphia, “Dibandingkan stroke pada usia lanjut, stroke di usia muda adalah penyakit yang berbeda.” Infeksi, trauma gangguan jantung, dehidrasi, sickle cell disease bisa menjadi penyebab paling umum stroke pada usia muda. Penurunan asupan atau supply darah ke otak mengakibatkan terjadinya stroke. Stroke isemik biasanya menjadi penyebab yang sering terjadi, yaitu karena adanya pembekuan darah di dalam jantung atau pembuluh darah. Penyebab lainnya adalah pembedahan pembuluh darah di leher, di mana pembekuan diakibatkan oleh robekan kecil pada pembuluh darah besar dan darah dikirim ke otak. Migrain, pil KB, kehamilan, dan merokok juga diidentidikasi sebagai penyebab stroke usia muda. Menurut peneliti asal Prancis, perubahan hormon yang terjadi pada usia muda, terutama hormon yang membuat seseorang tinggi, dapat meningkatkan risiko dua hingga lima kali. The Collaborative Group for the Study of Stroke in Young Women mengemukakan bahwa pil KB dapat meningkatkan risiko jika diminum oleh perempuan yang memiliki darah tinggi atau migrain, apalagi jika perempuan tersebut perokok berat. Ini disebabkan karena pil kontrasepsi mengubah agregasi platelet, sehingga meningkatkan aktivitas antitrombin III, mengakibatkan pembekuan pada tingkat tertentu. Kehamilan juga mampu meningkatkan sekitar 13 kali risiko terjadinya stroke iskemik pada perempuan. Kardiogenik juga bisa menjadi pemicu. Yang termasuk dalam kardiogenik adalah sakit jantung, kelainan katup jantung, patent foramen ovale – ini merupakan lubang pada jantung di sisi kanan dan kiri. Bahkan obesitas dan kecanduan alkohol dapat menyebabkan masalah pada jantung sehingga membuat Anda terkena stroke. Narkoba tipe amphetamine, termasuk kokain, meth, marijuana juga adalah hal yang perlu dihindari.
.
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/18
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/146
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/146
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/134
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/397
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/6
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/377
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/347
  • hu4dz2j6zl.pages.dev/309
  • kenapa stroke path tidak bisa